Search This Blog


Dalam suatu proyek tambang batubara terbuka, seperti yang dilakukan PT. Bhumi Rantau Energi di Kecamatan Bungur, Tapin, Kalimantan Selatan, kesuksesan tidak hanya bergantung pada jumlah batubara yang diangkut, tetapi pada bagaimana efisiensi bahan bakar menjadi fondasi dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan. Dengan luas wilayah 2.096 hektar, perusahaan ini dihadapkan pada pertanyaan utama: apakah pemakaian bahan bakar Excavator Komatsu PC 400 dan Dump Truck Hino FM 260 JD sudah efisien? Inilah yang menjadi latar belakang dan titik awal dari evaluasi kebutuhan bahan bakar yang bertujuan untuk meningkatkan performa alat guna memenuhi target produksi.

Memahami Kualitas Batubara: Bukan Sekadar Galian

Batubara yang dihasilkan memiliki karakteristik fisika dan kimia, yang menentukan potensi nilai gunanya. Setiap kandungan - dari kelembaban (moisture), abu (ash content), sulfur (belerang), hingga nilai kalorinya - memiliki peran tersendiri dalam menentukan kualitas akhir batubara yang akan dipasarkan【Putri, 2021】. Target produksi yang optimal membutuhkan pemahaman mendalam akan kualitas ini, karena perubahan pada nilai kalori dapat terjadi sejak dari pit hingga stockpile.

Tantangan Operasional: Target Produksi dan Realita di Lapangan

Beralih ke aktivitas harian di Pit Cendana Seam U, tantangan yang muncul bukan hanya soal mencapai target produksi 260 ton per jam untuk alat gali muat dan 29 ton per jam untuk alat angkut, melainkan juga memastikan penggunaan bahan bakar tidak melampaui batas yang efisien. Dalam kenyataannya, Excavator Komatsu PC 400 hanya mencapai produksi 210 ton per jam, sementara Dump Truck Hino FM 260 JD rata-rata 17,78 ton per jam. Hal ini menunjukkan ada kesenjangan yang cukup besar antara target dan produksi aktual, yang mengindikasikan perlunya evaluasi menyeluruh pada kinerja alat.

Waktu Edar dan Konsumsi Bahan Bakar: Menuju Efisiensi Maksimal

Bahan bakar adalah nyawa dari setiap alat berat yang beroperasi di tambang terbuka ini. Konsumsi bahan bakar Excavator berada di angka 36,54 liter per jam, sedangkan Dump Truck Hino FM 260 JD sebesar 11,86 liter per jam. Namun, apakah penggunaan ini sudah optimal atau justru masih memboroskan bahan bakar? Di sinilah evaluasi waktu edar menjadi penting. Setiap waktu tunggu atau idle time berpotensi mengakibatkan pemborosan bahan bakar, yang akhirnya menurunkan efisiensi dan mengurangi peluang mencapai target produksi.

Metode Penelitian: Menjembatani Teori dan Data Lapangan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggabungkan data teori dengan observasi lapangan. Studi literatur dijadikan acuan untuk memahami teori dasar dan pengalaman perusahaan sejenis, sementara observasi lapangan memberikan data primer yang relevan, seperti Cycle Time Excavator, waktu hambatan, serta konsumsi bahan bakar【Sumber: Laporan Tahunan PT. Bhumi Rantau Energi】. Data-data ini kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk menghasilkan perhitungan efisiensi kerja dan produktivitas alat yang lebih terukur.

Langkah Menuju Optimalisasi Produksi

Dari data yang diolah, terlihat bahwa performa alat masih memerlukan peningkatan. Meski Excavator dan Dump Truck sudah menunjukkan kapasitas produksi yang tinggi, namun efisiensi kerja alat belum mencapai titik optimal. Hambatan waktu, seperti idle time dan waktu tunggu, harus diminimalisir dengan perbaikan manajemen waktu edar. Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan penerapan strategi untuk mengurangi pemborosan bahan bakar, seperti pengaturan ulang waktu edar alat atau optimasi rute pengangkutan.

Langkah lain yang bisa diambil adalah peningkatan kapasitas produksi alat dengan memperhatikan penggunaan bahan bakar per ton produksi. Misalnya, dengan menghitung fuel ratio yang lebih presisi, perusahaan dapat memahami berapa liter bahan bakar yang dihabiskan per ton produksi dan melakukan penyesuaian agar konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien.

Meretas Jalan Menuju Target Produksi yang Lebih Efisien

Evaluasi ini memberikan gambaran nyata bahwa efisiensi penggunaan bahan bakar tidak hanya berdampak pada biaya operasional tetapi juga pada pencapaian target produksi yang berkelanjutan. Dengan memahami dan memperbaiki hambatan pada alat gali muat dan alat angkut, PT. Bhumi Rantau Energi berpotensi untuk meningkatkan produktivitasnya, sekaligus mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak perlu.

Upaya peningkatan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan tambang lainnya dalam mengejar target produksi tanpa melupakan pentingnya efisiensi bahan bakar. Bagi PT. Bhumi Rantau Energi, langkah ini tidak hanya untuk memenuhi target, tetapi juga menjadi bagian dari komitmen terhadap kelestarian sumber daya dan biaya yang lebih terkontrol.


Dalam dunia pertambangan, keberhasilan operasional tambang tidak hanya ditentukan oleh kualitas peralatan yang digunakan, tetapi juga efisiensi penggunaan bahan bakar yang mendukung setiap alat selama beroperasi. Di PT. Bhumi Rantau Energi, sebuah perusahaan tambang batubara yang terletak di Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, upaya ini dijalankan melalui pemantauan intensif pada penggunaan bahan bakar alat gali muat dan alat angkut di lapangan, terutama di Pit Cendana Seam U.

Pentingnya Efisiensi Bahan Bakar dalam Produksi Batubara

Penting untuk memahami bahwa produksi batubara dalam skala besar melibatkan alur yang kompleks, di mana alat gali muat seperti Excavator Komatsu PC 400 dan alat angkut Dump Truck Hino FM 260 JD memiliki peran sentral. Dalam penelitian ini, target yang ditetapkan oleh perusahaan adalah mencapai kapasitas produksi sebesar 260 ton/jam untuk alat gali muat dan 29 ton/jam untuk alat angkut. Namun, hasil aktual menunjukkan bahwa produksi hanya mencapai 210 ton/jam untuk alat gali muat dan 17,78 ton/jam untuk alat angkut.

Ketidakseimbangan antara target dan pencapaian aktual ini membawa kita pada pertanyaan: apa yang menjadi penghambat produktivitas, dan bagaimana bahan bakar berperan di dalamnya? Peningkatan kinerja alat tidak hanya penting untuk mencapai target produksi, tetapi juga memiliki implikasi besar terhadap efisiensi bahan bakar. Menurut data yang diambil langsung dari lapangan, konsumsi bahan bakar untuk Excavator mencapai 36,54 liter/jam, sementara untuk Dump Truck sekitar 11,86 liter/jam. Angka ini mencerminkan tingkat pemakaian bahan bakar yang tinggi, terutama saat alat harus berhenti atau mengalami penundaan.

Dampak Waktu Tunggu dan Hambatan Operasional pada Konsumsi Bahan Bakar

Dalam operasional tambang, "waktu tunggu" sering kali menjadi penyebab utama konsumsi bahan bakar yang berlebihan. Alat berat, yang dirancang untuk beroperasi secara berkelanjutan, kehilangan efisiensinya ketika harus menunggu giliran atau berhenti karena hambatan operasional. Setiap jam waktu tunggu berarti bahan bakar terbakar tanpa nilai tambah pada produksi, yang secara signifikan mempengaruhi efisiensi operasional dan menambah biaya.

Sebagai analogi, bayangkan seorang pelari maraton yang berhenti setiap beberapa kilometer untuk menunggu instruksi. Setiap kali berhenti, energi yang telah ia bangun sia-sia, dan saat mulai lagi, ia harus mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk kembali ke ritme semula. Hal yang sama terjadi pada alat gali muat dan alat angkut di Pit Cendana, di mana setiap penundaan menguras bahan bakar secara tidak efektif.

Metode Penelitian dan Pendekatan Data Lapangan

Pendekatan penelitian ini menggabungkan teori dengan data empiris dari lapangan untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kebutuhan bahan bakar yang ideal. Dengan menggunakan metode studi literatur dan pengamatan lapangan, data primer yang diperoleh mencakup:

  • Cycle Time: Waktu siklus alat gali muat dan alat angkut, yang mencakup waktu pengisian, pengangkutan, dan pembuangan.
  • Waktu Hambatan: Lamanya waktu alat mengalami penundaan, baik karena faktor teknis maupun non-teknis.
  • Data Produktivitas: Output aktual dalam ton per jam untuk setiap alat.

Data sekunder, yang berasal dari dokumen perusahaan seperti profil, peta wilayah, data curah hujan, serta laporan pengeluaran bahan bakar, juga digunakan untuk memverifikasi dan memperkaya hasil penelitian.

Data-data ini kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung efisiensi kerja alat, produktivitas aktual, serta pemakaian bahan bakar per jam. Melalui proses ini, kita dapat menentukan seberapa jauh hasil di lapangan dari target yang telah ditetapkan.

Pembahasan dan Solusi: Mengoptimalkan Produktivitas Alat

Berdasarkan hasil pengolahan data, ditemukan bahwa ketidaktercapaian target produksi lebih disebabkan oleh hambatan operasional yang memperlambat kinerja alat gali muat dan alat angkut. Berikut beberapa strategi yang diusulkan untuk mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi bahan bakar:

  1. Reduksi Waktu Hambatan: Mengurangi waktu tunggu melalui peningkatan koordinasi antara alat gali muat dan alat angkut, serta memastikan kelancaran akses di area kerja. Sebuah studi oleh Putri (2021) menyebutkan bahwa produktivitas akan meningkat seiring dengan perbaikan waktu edar alat.

  2. Pemeliharaan Berkala: Menjaga agar peralatan berada dalam kondisi prima melalui perawatan berkala akan meminimalkan gangguan teknis yang menghambat waktu operasional.

  3. Optimalisasi Penggunaan Bahan Bakar: Pemantauan yang lebih intensif terhadap pola konsumsi bahan bakar dengan memanfaatkan teknologi sensor yang mampu mengukur penggunaan bahan bakar secara real-time.

  4. Pelatihan Operator: Memberikan pelatihan kepada operator untuk meningkatkan keterampilan dalam mengoperasikan alat berat agar mampu memaksimalkan produktivitas dengan bahan bakar yang lebih efisien.

Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk memenuhi target produksi, PT. Bhumi Rantau Energi perlu meningkatkan kinerja alat gali muat dan alat angkut melalui pengelolaan bahan bakar yang lebih efektif. Tanpa evaluasi berkelanjutan, ketidakefisienan dalam penggunaan bahan bakar akan tetap membebani biaya operasional perusahaan dan memperpanjang waktu produksi.

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi titik-titik perbaikan di lapangan serta sebagai bahan evaluasi berkelanjutan. Saran yang diberikan meliputi peningkatan manajemen waktu tunggu, optimalisasi jadwal perawatan alat, dan pelatihan untuk peningkatan keterampilan operator alat berat.

Manfaat Penelitian Bagi Industri dan Akademik

Penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi perusahaan, tetapi juga memperkaya wawasan akademik dalam bidang teknik pertambangan, khususnya yang berhubungan dengan efisiensi produksi batubara. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dalam pengelolaan bahan bakar pada operasional tambang terbuka, serta memberi kontribusi pada pengembangan teknologi dan metode efisiensi energi di sektor pertambangan di Indonesia.

No comments

Blog Archive

Powered by Blogger.

Mengenal Perbedaan Software Pertambangan: Dassault Systèmes GEOVIA Surpac, Micromine, Minescape, dan Datamine Studio OP Part 1

Di dunia pertambangan, teknologi telah menjadi sekutu utama dalam mengoptimalkan eksplorasi, perencanaan, dan pengelolaan sumber daya minera...

Followers